Ganggang Karang hanya terdiri atas beberapa
marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding selulosa, klorofil-a dan b, dan zat
tepung sebagai hasil asimilasi dan merupakan zat makanan cadangan. Pembiakan
seksual dengan oogami. Oogonium diselubungi benang-benang yang
melingkar-lingkar seperti spiral. Anteridium bergandeng-gandengan merupakan
benang-benang dan tersusun dalam sebuah badan berbentuk peluru yang kosong.
Pada buku-bukunya tumbuh cabang-cabang pendek yang beruas-ruas, kadang-kadang
juga cabang-cabang yang lebih pendek lagi pada buku-bukunya. Dari ketiak
cabang-cabang pendek itu seringkali tumbuh cabang-cabang panjang yang
susunannya sama dengan sumbu pokoknya.
Hidupnya
dikolam-kolam atau selokan sebagai bentos. Talus berbuku-buku. Sumbu itu
melekat pada substrat yang keras. Beberapa jenis characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi
yang penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi kala yang
buruk. Sumbu itu pada pangkalnya melekat pada substrat yang keras (bata atau
kayu). Beberapa jenis Characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam
umbi yang penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi keadaan
yang buruk. Semua warga kelas
ini hanya dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu
charales yang terbagi dalam beberapa suku antara lain :
a)
Chara
fragilis
a)
Chara
intermedia
b)
Nitellagracilis
c)
Tolypella
prolifera
A.
Reproduksi
Kelas Charophyceae
Pembiakan
aseksual dengan spora tidak ada. Alat-alat pembiakan seksual berupa anteridium
bulat berwarna kekuning-kuningan, dan oogonium berbentuk seperti telur berwarna
hijau dan terdapat dalam ketiak cabang. Anteridium berasal dari satu sel induk yang kemudian membelah menjadi 8
sel, yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan membentuk 2 dinding tangensial
menjadi 3 sel sehingga dengan ini terbentuklah 24 sel. Delapan sel paling luar dinamakan sel-sel
dinding (pelindung), 8 sel ditengah dinamakan sel pemegang (manubrium), 8 lagi yang
paling dalam dinamakan sel-sel pokok.
Sel-sel
dinding lalu membentuk tonjolan-tonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga
sel-sel itu terbagi dalam ruang-ruang yang terpisah-pisah tidak sempurna pula.
Sel-sel yang ditengah kemudian membentang ke arah radial, karena sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu
akan terjadi suatu ruangan dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di
dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu membuat 3-6 selsekunder, dan dari
sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen terdiri atas sel-sel
berbentuk cakram. Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral
yang mempunyai satu bintik mata, kadang-kadang tanpa plastid dan mempunyai dua
bulu cambuk. Oogonium mula-mula hanya mengandung satu sel telur saja yang penuh
terisi dengan tetes-tetes minyak dan butir-butir tepung, kemudian oogonium itu
diselubungi oleh 5 buluh yang terpilin seperti spiral. Ujung benang-benang
selubung oogonium ini merupakan bentuk seperti mahkota, diantaranya terdapat
celah-celah jalan masuknya spermatozoid. Setelah selesai pembuahan, sel telur
membentuk dinding yang tidak berwarna. Dinding benang-benang pembungkus yang
sebelah dalam menebal, warna menjadi pirang, kadang-kadang diperkuat dengan
kapur, sedang dinding luarnya lenyap setelah buah itu jatuh. Pada perkecambahan
zigot terjadi pembelahan reduksi dan
terjadilah 4 inti haploid. Dari 4 inti ini yang 3 mengalami degenerasi,
sehingga akhirnya dari satu zigot hanya tumbuh satu tumbuhan baru saja.
B.
Manfaat
Kelas Charophyceae
Karena sifatnya
sebagai pembentuk kapur, maka characeae penting peranannya dalam
pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, characeae
ditemukan pada lapisan-lapisan tanah dari zaman jura.