Jumat, 03 Mei 2013

Kelas Charophyceae

 Ganggang Karang hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding selulosa, klorofil-a dan b, dan zat tepung sebagai hasil asimilasi dan merupakan zat makanan cadangan. Pembiakan seksual dengan oogami. Oogonium diselubungi benang-benang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Anteridium bergandeng-gandengan merupakan benang-benang dan tersusun dalam sebuah badan berbentuk peluru yang kosong. Pada buku-bukunya tumbuh cabang-cabang pendek yang beruas-ruas, kadang-kadang juga cabang-cabang yang lebih pendek lagi pada buku-bukunya. Dari ketiak cabang-cabang pendek itu seringkali tumbuh cabang-cabang panjang yang susunannya sama dengan sumbu pokoknya. 
Hidupnya dikolam-kolam atau selokan sebagai bentos. Talus berbuku-buku. Sumbu itu melekat pada substrat yang keras. Beberapa jenis characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi yang penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi kala yang buruk. Sumbu itu pada pangkalnya melekat pada substrat yang keras (bata atau kayu). Beberapa jenis Characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi yang penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi keadaan yang buruk. Semua warga kelas ini hanya dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu charales yang terbagi dalam beberapa suku antara lain :
a)             Chara fragilis
Chara berkembangbiak secara generatif. Ganggang ini bersifat heterotalus. Oogonium dan anteridium terdapat pada ruas-ruas tubuh yang mirip batang. Masing-masing gametangium menghasilkan sel telur dan sel kelamin jantan. Hasil pembuahannya adalah zigota. Inti zigota akan membelah secara meiosis dan menghasilkan zigospora. Setelah masak, zigospora akan lepas dari induknya. Di tempat yang sesuai, zigospora tumbuh menjadi Chara baru.

 
a)             Chara intermedia
b)             Nitellagracilis
c)             Tolypella prolifera

A.      Reproduksi Kelas Charophyceae

Pembiakan aseksual dengan spora tidak ada. Alat-alat pembiakan seksual berupa anteridium bulat berwarna kekuning-kuningan, dan oogonium berbentuk seperti telur berwarna hijau dan terdapat dalam ketiak cabang. Anteridium berasal dari satu sel induk yang kemudian membelah menjadi 8 sel, yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel sehingga dengan ini terbentuklah 24 sel. Delapan sel paling luar dinamakan sel-sel dinding (pelindung), 8 sel ditengah dinamakan sel pemegang (manubrium), 8 lagi yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolan-tonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi dalam ruang-ruang yang terpisah-pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang ditengah kemudian membentang ke arah radial, karena  sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatu ruangan dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu membuat 3-6 selsekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen terdiri atas sel-sel berbentuk cakram. Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral yang mempunyai satu bintik mata, kadang-kadang tanpa plastid dan mempunyai dua bulu cambuk. Oogonium mula-mula hanya mengandung satu sel telur saja yang penuh terisi dengan tetes-tetes minyak dan butir-butir tepung, kemudian oogonium itu diselubungi oleh 5 buluh yang terpilin seperti spiral. Ujung benang-benang selubung oogonium ini merupakan bentuk seperti mahkota, diantaranya terdapat celah-celah jalan masuknya spermatozoid. Setelah selesai pembuahan, sel telur membentuk dinding yang tidak berwarna. Dinding benang-benang pembungkus yang sebelah dalam menebal, warna menjadi pirang, kadang-kadang diperkuat dengan kapur, sedang dinding luarnya lenyap setelah buah itu jatuh. Pada perkecambahan zigot terjadi pembelahan  reduksi dan terjadilah 4 inti haploid. Dari 4 inti ini yang 3 mengalami degenerasi, sehingga akhirnya dari satu zigot hanya tumbuh satu tumbuhan baru saja. 

B.      Manfaat Kelas Charophyceae

Karena sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka characeae penting peranannya dalam pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, characeae ditemukan pada lapisan-lapisan tanah dari zaman jura.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar